Musim hujan sudah datang. Air hujan melimpah di mana-mana. Sayang jika air hujan langsung hilang begitu saja. Yuk, kita tahan air hujan agar meresap ke tanah dengan membuat biopori.
Adik-adik Paspraguneda, tetap semangat dan selalu jaga kesehatan ya. Apalagi di musim penghujan seperti ini. Bagaimana halaman rumah kalian? Adakah yang masih tergenang air? Masih adakah sampah organik yang belum dimanfaatkan?
Nah, untuk mengatasi masalah genangan air di musim penghujan dan sampah orgnaik, Adik-adik Paspraguneda secara serentak membuat lubang biopori di halaman rumah masing-masing. Jika halaman rumahnya sudah di paving atau diplester maka mereka akan membuatnya di halaman rumah temannya, lho.
Jumlah anggota Paspraguneda ada sekitar 900an. Jika masing-masing membuat minimal 2 lubang biopori maka bisa dihitung ada berapa banyak lubang biopori yang dibuat? Woww, 1800 lubang biopori! Keren, bukan?
Dalam membuat lubang biopori tidak harus menggunakan alat yang canggih dan mahal. Untuk paralon PVC jika tidak ada maka bisa diganti dengan bambu. Sedangkan tutupnya bisa diganti dengan bekas botol air mineral yang telah dilubangI. Sedangkan untuk membuat lubang di tanah juga tidak perlu menggunakan bor tanah, cukup menggunakan linggis dan alat sederhana lainnya.
Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan di sekitar membuat adik-adik Paspraguneda tergerak membuat lubang resapan atau biopori. Tentunya hal ini juga karena mereka mendapat tugas dari kakak pembinanya.
"Setiap anggota Paspraguneda ditugaskan untuk membuat minimal 2 lubang resapan air atau biopori di halaman rumah masing-masing. Mereka diminta untuk mengirimkan foto proses pembuatan biopori dan mengirimkannya ke classroom Paspraguneda," kata Kak Wahyudi ketika ditanya tim jurnalis Paspraguneda terkait kegiatan pembuatan biopori ini.
Bagaimana dengan kalian? Sudahkah membuat biopori?
Yuk, jaga kelestarian bumi kita dengan membuat lubang biopori di halaman rumah kita masing-masing!
Foto-foto Kegiatan Pembuatan Biopori di Halaman Rumah
