PROFIL KAK BUDI WASESO KA KWARNAS GERAKAN PRAMUKA

Senin, 3 Desember 2018
Budi Waseso atau lebih dikenal dengan panggilan Buwas. Inilah petinggi Polri yang berani menangkap pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namanya pun mencuat ke publik dan menjadi sasaran demo aktivis untuk memintanya mundur dari jabatan Kabareskrim Polri.
Buwas pun digeser presiden menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).

Seperti nama panggilannya Buwas, empat hari pengangkatannya sebagai Kabareskrim Polri, ia langsung bergerak cepat dengan menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto di Depok, Senin, 23 Januari 2015. Penangkapan ini akibat pengumuman KPK menetapkan calon Kapolri Budi Gunawan sebagai tersangka kasus grafitikasi. 


Sikap berani Buwas makin memanaskan hubungan lembaga KPK dan Polri. Pihak kepolisian membantah penangkapan Bambang Widjojanto alias BW sebagai aksi balas dendam. Menurutnya, BW ditangkap karena tersangka kasus saksi palsu Pilkada. "Semua orang sama di mata hukum," tegas Budi Waseso di Jakarta, Kamis (5/2/2015)


Pria kelahiran Pati, Jawa Tengah, 19 Februari 1961 ini adalah lulusan Akademi Polisi (Akpol) pada tahun 1985. Usai lulus dari Akpol, Budi ditugaskan di berbagai tempat kepolisian di wilayah Indonesia. Kehidupan Buwas penuh warna.


Selama menjalani tugas sebagai polisi, ia mengalami kehidupan yang kurang menguntungkan. Gaji dari kepolisian yang diterimanya tidak mencukupinya. Ia sempat menjadi tukang ojek dengan menggunakan Vespa tahun 70-an. Meski saat itu menyandang pangkat perwira, ia terpaksa mengojek untuk menutupi kebutuhan rumah tangganya, karena saat itu gaji Polri masih sangat minim. 


Budi mengojek setelah bertugas di Direktorat Pendidikan Polri. Walaupun tak banyak yang didapat, namun cukup untuk menopang kebutuhan hidup. Dua ribu rupiah ia peroleh dalam sehari dari hasil mengojeknya. Uang tersebut hanya cukup untuk makan siang dan membeli bahan bakar untuk kebutuhan dinas, sementara uang gaji polisinya untuk biaya keluarganya. Selain mengojek, ia juga sempat menjadi sopir taksi tembak. Ia tidak malu melakukan itu karena halal.


Perjuangan dan dedikasinya di kepolisian berbuah manis. Dia memulai karier besarnya pada tahun 2009 sebagai Kepala Bidang Propam Polda Jawa Tengah. Setahun kemudian, dirinya ditarik ke Mabes Polri untuk menempati posisi Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri. Pada tahun 2012, Budi Waseso menjadi Kapolda Gorontalo dengan pangkat Brigjen polisi.


Belum sempat naik menjadi Irjen sudah ditarik ke Mabes Polri dan mengisi posisi Widyaiswara Utama Sespim Polri. Tak lama kemudian, kariernya mulai melesat dengan menduduki jabatan sebagai Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri pada tahun 2014. 


Kariernya makin melesat, pada tahun 2015, saat terjadi pergantian petinggi di tubuh Polri, Budi dipilih menjadi Kabareskrim. Namanya semakin terkenal karena keberaniannya menyentuh lembaga Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Saat itu, Budi Gunawan ditetapkan tersangka oleh KPK, Kabareskrim Budi melakukan hal sama menetapkan kepada komisioner Bambang Widjojanto sebagai tersangka. 


Sikap-sikapnya yang tegas dan berani mengundang aksi demo untuk meminta Budi diberhentikan dari jabatan Kabareskrim. Belum setahun menduduki kursi Kabareskrim, Budi Waseso mendapatkan jabatan baru. Ia resmi menjadi kepala BNN pada Selasa, 8 Septermber 2015. Ia menggantikan posisi Komjen Anang Iskandar yang ditukar menjadi Kabareskrim Polri. 

PENDIDIKAN                      

Akademi Kepolisian tahun 1985


KARIER

Kepala Bidang Propam Jateng, 2009

Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri, 2010

Kapolda Gorontalo, 2012
Widyaiswara Utama Sespim Polri, 2013
Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri, 2014
Kabareskrim Polri, 2015  
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), 2015
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2018

Sumber: www.viva.co.id 
Foto: dok.kwarnas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar